Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Polisi Identifikasi Penemuan Jasad di Sungai Gondanglegi Malang


Pena Nusantara | MALANG - Aparat kepolisian Resor Malang, Polda Jawa Timur, melakukan identifikasi jasad seorang pria lanjut usia yang ditemukan tak bernyawa di aliran Sungai Gondanglegi Kulon, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, pada Minggu (21/7/2024). Penemuan ini sempat menyita perhatian warga sekitar.


Kasihumas Polres Malang, Ipda Dicka Ermantara, membenarkan penemuan mayat tersebut. Berdasarkan hasil identifikasi oleh tim unit Satreskrim Polres Malang dan Polsek Gondanglegi, jasad tersebut diketahui sebagai TR (55), warga Dusun Krajan, Desa Putat Lor, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.


"Benar, terkait penemuan jasad di aliran Sungai Kecamatan Gondanglegi telah diketahui identitasnya, yakni warga Desa Putat Lor, Gondanglegi, Kabupaten Malang," ungkap Ipda Dicka di Polres Malang pada Senin (22/7).


Ipda Dicka menjelaskan kronologi penemuan mayat yang bermula saat warga melihat sesosok jasad terapung di aliran anak sungai Brantas (Dam Swerek), Jalan Dr. Wahidin, Desa Gondanglegi Kulon, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, pada Minggu (21/7/2024). Jasad tersebut ditemukan dalam posisi telentang dan tidak sadarkan diri sekitar pukul 12.30 WIB.


"Warga yang melihat kejadian tersebut segera melaporkannya kepada Polsek Gondanglegi. Petugas yang menerima laporan langsung bergerak menuju tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengumpulkan petunjuk," tambah Ipda Dicka.


Hasil pemeriksaan luar dari petugas di TKP menunjukkan bahwa tidak terdapat bekas penganiayaan atau tanda kekerasan pada jasad tersebut. Pemeriksaan medis sementara yang dilakukan juga tidak menemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan.


Polisi kemudian mengevakuasi jasad tersebut ke RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang untuk dilakukan visum. Identifikasi lebih lanjut memastikan jasad tersebut adalah TR, warga sekitar. 


“Kami langsung menghubungi pihak keluarga untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut,” jelasnya.


Keluarga yang dihubungi menyatakan bahwa TR memiliki riwayat penyakit darah tinggi. Mereka menerima kejadian ini sebagai musibah dan membuat pernyataan tidak bersedia melakukan autopsi terhadap jasad TR, memilih untuk segera memakamkannya.


"Jenazah kemudian dibawa pulang untuk disemayamkan. Namun, kami masih melakukan penyelidikan untuk memastikan apakah ada tindak pidana dalam kasus ini," tutup Ipda Dicka. (hms/dwi)

Posting Komentar

0 Komentar